Bunga kembang sepatu banyak kita jumpai di beberapa daerah di Indonesia. Selain bunganya yang cantik ternyata bunga kembang sepatu ini menyimpan khasiat yang baik bagi penderita diabetes. Penelitain yang dilakukan ilmuwan dari timur laut India dan Bengal Barat menemukan bahan kimia alami yang berasal dari kembang sepatu atau Hibiscus yang baik untuk penderita diabetes.
Seperti yang dilansir okezone.com para peneliti di Universitas Assam Tezpur dan Universitas Visva-Bharati di Bengal Barat memusatkan penelitiannya pada fitokimia atau senyawa turunan tanaman dari daun Sthalpadma (Hibiscus Mutabilis). Dan hasilnya senyawa tersebut dipercaya dapat mengembalikan sensitivitas insulin dari sel-sel sehingga membantu menjaga kadar gula darah yang sangat baik bagi merek penderita diabetes.
Diabetes melitus (kencing manis tipe 2 atau T2D) atau diabetes saja merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular yang penderitanya sangat tinggi di India.
Diabetes terdiri dua jenis, yaitu tipe-1 dan tipe-2. Diabetes tipe 1, insulin (hormon yang bertanggung jawab untuk menghancurkan glukosa dalam tubuh) tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup. Sedangkan pada tipe 2, insulin cukup tetapi tidak aktif dalam melakukan fungsinya.
"Kami menemukan bahwa asam ferulic (FRL) dari polifenol yang diekstrak dari daun tanaman, memiliki potensi untuk menjadi agen terapeutik yang lebih baik untuk diabetes,“ tutur Samir Bhattacharya, emeritus profesor di Departemen Zoologi di Visva-Bharati, Shantiniketan.
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Biochemical and Biophysical Research Communications Agustus 26 lalu. Jurnal tersebut menyatakan bahwa FRL dapat mempengaruhi kadar glukosa pada tikus diabetes (yang diujicobakan) dalam waktu 15 hari setelah obat diberikan secara oral selama delapan hari.
Bhattacharya juga mengatakan bahwa penting untuk para peneliti merancang obat yang dapat mengidentifikasi penghalang jalur insulin serta molekul (inhibitor) yang dapat membuat insulin kehilangan sensitivitas. Temuan saat ini membantu mengembangkan studi yang dipimpin oleh Bhattacharya di tahun 2012, yang berhasil membuka teka-teki bagaimana protein yang disekresi oleh hati ke dalam aliran darah (Fetuin-A) dapat menghambat aktivitas insulin.
"Dengan memblokir Fetuin-A, asam ferulic mengembalikan sensitivitas sel terhadap insulin dan menurunkan kadar gula darah, "tambah Bhattacharya. Langkah berikut yang akan mereka lakukan untuk melanjutkan penelitian ini adalah memurnikan bahan kimia dan menilai toksisitas dari ekstrak hibicus ini bagi tubuh.
"Dengan memblokir Fetuin-A, asam ferulic mengembalikan sensitivitas sel terhadap insulin dan menurunkan kadar gula darah, "tambah Bhattacharya. Langkah berikut yang akan mereka lakukan untuk melanjutkan penelitian ini adalah memurnikan bahan kimia dan menilai toksisitas dari ekstrak hibicus ini bagi tubuh.
0 komentar: