Mudjoko

Laki-laki, XX tahun

Kudus, Indonesia

SELAMAT DATANG DI BLOG PERJALANANKU, MY LIFE MY BLOG adalah blog yang menceritakan semua yang saya suka, Inspirasi, dan Motivasi.Selamat bergabung di blog saya, semoga bisa jadi motivasi dan inspirasi bagi anda yang membacanya Semoga Bermanfaat.

Visit My Blog :
=>tritunggaljayakudus.blogspot.com
=>tritunggaljaya-kudus.blogspot.com
=>tritunggal-jayakudus.blogspot.com
=>mudjoko.kds@gmail.com
::
Start
Mudjoko™ Kangmas Djoko
Shutdown

Navbar bawah

Cari Blog Ini

Kamis, 17 Februari 2011

Kenapa Kita Harus Meyakini Tuhan?

Orang-orang menuntut sejumlah bukti-bukti ajaib sebelum mereka meyakini kebenaran Tuhan dan Rasul-Nya. tetapi, bukti apa lagi yang mereka perlukan ketika mereka telah memiliki keajaiban seluruh jagad raya yang telah berjalan selama miliaran tahun dalam skala yang sangat luas? Jika seseorang yang ragu tidak siap untuk menerima keajaiban yang hebat semacam itu, maka bagaimana ia akan yakin ketika ia melihat kejaiban-keajaiban yang lebih kecil?


Pada kenyataannya, manusia telah memiliki segala sesuatunya agar ia dapat meyakini Tuhan, dan kemudian menempatkan dirinya sebagai hamba-Nya. Jika dibalik ini semua, ia masih tidak meyakini Tuhan dan tidak dapat mengakui kekuasaan dan kesempurnaan Tuhan, maka yang patut untuk disalahkan adalah dirinya sendiri, bukan orang lain.

Seseorang yang telah menmukan Tuhannya, maka ia telah menemukan segala sesuatu. setelah menemukan Tuhan, maka tidak ada lagi penemuan yang harus ia peroleh. Karenanya, ketika seseorang telah menemukan Tuhan, maka seluruh niatnya terpusatkan kepada-Nya. Baginya, Tuhan menjadi sebuah harta karun yang telah ia temukan dan kepada-Nya ia meminta pertolongan bagi seluruh kebutuhan duniawi dan ukhrawinya.

Anggaplah seseorang memakan sebuah apel, tetapi ia tidak merasakan dan mendapatkan apa-apa darinya. Ia mungkin dapat dikatakan tidak memakan apel itu sama sekali, tetapi sesuatu yang menyerupai apel. Demikian juga dengan penemuan seseorang terhadap Tuhan. Seseorang yang benar-benar telah menemukan Tuhan, maka dengan penuh perasaan bahagia ia akan menikmati esensi dari pengalaman.

Siapa saja yang mengklaim telah menemukan Tuhan tanpa merasakan perasaan bahagia ini, maka dapat dipastikan bahwa ia tidak mencapai penemuan semacam itu. Ia hanya menemukan suatu secara keliru dianggapnya sebagai Tuhan. Ia diibaratkan seseorang yang memakan sebuah apel palsu dan tidak memperoleh kepuasaan apapun darinya.

Ketika kita memakan buah-buahan yang lezat, maka hal ini memberikan kita sebuah perasaan bahagia yang sangat. Ketika kita mendengarkan musik yang indah, kita merasa senang mendengarnya. Ketika seorang anak laki-laki tampan dilahirkan oleh suami-isteri, maka mereka memperoleh kebahagiaan yang tak terkira. Lantas, bagaimana dengan pengalaman kita akan Tuhan, yang menjadi sumber dari segala keindahan, kesenangan dan keagungan? Ketika menemukan-Nya, dapatkah seseorang tidak mengalami perubahan sama sekali? Hal ini merupakan sesuatu yang hampir tidak bisa dibayangkan, sebab pengalaman agung semacam itu tidak dapat diragukan lagi pastilah meninggalkan kesan pada seseorang.

Tuhan SENDIRI adalah zat yang paling gemerlap di antara segala sesuatu yang ada. Dia adalah cahaya langit dan bumi, memancarkan cahaya-Nya terhadap orang-orang yang telah menemukan-Nya. Dia adalah gudang harta karun dari segala kebijaksanaan. Dia adalah gudang terbesar dari segala kekuatannya. Para penemu-Nya menjadi begitu kuat dengan kekuatan-Nya dan menjadi begitu tercerahkan dengan kebijaksanaan-Nya sehingga tidak ada banjir atau angin topan apapun  mereka. Sekali menemukan-Nya, mereka tidak dapat mengerjakan apa-apa kecuali berubah menjadi manusia-manusia yang agung.

0 komentar:

Energy Saving Mode
Gunakan Mouse untuk Keluar Mode Energy Saving